Senin, 06 Mei 2013

Status Cinta 4

Aku dengar kamu dicampakan olehnya. Dia mengejar seseorang yang dia cintai, Kan? Tentu aku tahu bagaimana rasanya, karena kamu pun melakukan itu padaku, mencampakanku demi mengejar bahagiamu(katamu). Lalu setelah apa yang menimpamu kamu datang padaku, memberikan perhatian, meminta maaf dan memintak kesempatan untukmu lagi. Hei, memang aku apa? aku memaafkanmu, benar. Selalu. Tapi untuk memulai kembali rasanya tak mungkin. Kamu pasti tau rasanya dicampakan. Tentu saja kamu tau, kamu sedang merasakannya.

Ingat dulu bagaimana aku berjuang meski tak kudapat perhatianmu? itu sakit, sangat. Bahkan aku sering tak bisa terlelap karenannya.

"Seharusnya aku tak melepaskanmu dulu, seharusnya aku menjaga perasaanmu, maafkan aku." katamu senja itu.

"Terlambat, aku harus menjaga perasaan seseorangku sekarang. Bahkan walau dia belum ada. Aku tak mau kembali lagi padamu." jawabku.

Kini, biarlah aku berjalan, tentukan langkahku.

-30.10.2012-

Tiga yang tidak akan pernah bisa ditipu olehmu adalah Tuhan, malaikat pengawasmu, dan dirimu sendiri. Lalu sampai kapan kamu mau membohongi dirimu dengan berkata "aku bahagia," sedangkan kamu sendiri tau dia terus menerus membuatmu terluka? Berjalanlah lagi, bahagiamu ada di luar sana. Lepaskan ia yang tidak mau di pertahankan, jangan bodoh dengan terlalu berharap. Kebodohanmu adalah ketika kamu terus menerus berharap sedangkan segalanya sudah tak mungkin untuk kamu perjuangkan.

Lupakan semua, kamu hanya harus menyadari semua ini adalah semu. Sederhana saja, kamu tidak bisa mengharapkan ia mencintaimu pada saat kamu mencintainya, apapun alasannya. Melelahkan bukan? bahkan aku sendiri berani bertaruh, ada masa dimana kamu benar-benar merasa dadamu terasa sakit sehingga menarik nafaspun tak semudah biasanya hanya karena ulahnya padamu. Lalu apa yang kamu harapkan?

-29.10.2012-


Sudah banyak yang kita lalui. Ada pertengkaran-pertengkaran, kadang bahkan sampai caci maki. Ada kamu atau aku saling diam-diaman tidak menyapa sampai berhari-hari. Ada juga momen tertentu dimana kita saling merindu di malam hari ketika kita saling menjauhi dan kemudian merasa sepi. Ah, perjalanan kita memang belum lama dimulai. Masih harus banyak hal dan masalah yang akan kita temui. Ada pahit manis, tawa tangis, atau apa pun yang akan mencoba menjegal hati kita atau malah menguatkan kita nanti. For me it doesn’t matter. Cause no matter what happen, I’ll love you anyway.
-25.9.2012-

Status Cinta 3

Suatu senja di atas motor dalam perjalanan menuju kostanmu. Kamu duduk manis di belakangku. Seperti biasa, aku mengendarai motor dengan pelannya, hanya ingin berlama-lama denganmu tentunya. Apa lagi yang lebih menyenangkan? kolaborasi senja dan kamu adalah hal terindah yang pernah kulihat.

"heartbeats fast
colors and promises
how to be brave
how can i love when i’m afraid to fall
but watching you stand alone
all of my doubt suddenly goes away somehow
one step closer" Gumammu pelan, namun jelas ditelingaku.

Lalu dengan bersama-sama kita melanjutkan lirik selanjutnya.
"i have died everyday waiting for you
darling don’t be afraid i have loved you
for a thousand years
i love you for a thousand more"

Suara kita memang tak begitu bagus, bahkan terkesan sumbang. Tapi tak mengapa, kebersamaannya itu yang kurasa mahal. Indah.

Lalu kamu tersenyum dan mencubit pinggangku. Ah, kamu. Bisa saja membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. :)

-27.12-2012-


Denting piano mengisi ruang dengar, dan di luar hujan. Ya hujan, selalu saja mengingatkan tentangmu. Selalu saja ada cerita tentang kita di dalamnya. Seperti kemarin, aku datang ke tempatmu dalam keadaan basah kuyup, dan kamu mengeringkan rambutku dengan handukmu, lalu memberikan kaus juga celana kering untukku. Hem, bahagia itu sesederhana itu. Dan semua itu karena hujan. Tentu saja karena kamu juga adalah bagian bahagiaku.

-26.12-2012-


Dia: Kenapa otak kita tidak dilengkapi dengan fasilitas delete atau format? Banyak yang ingin kuhapus di dalamnya. Terlalu perih bila mengingat sesuatu yang melukaiku dulu. Sekali saja mengingatnya, perihnya tak mau hilang.

Kamu: Bukankah ada fitur Ikhlas? kamu tak harus melupakannya, kamu hanya harus mengiklhaskannya.

Dia: Mudah buatmu untuk bicara, kamu tidak merasakan apa yang kurasa.

Kamu: Justru karena aku pernah merasakannya. ( kamu menggenggam jemari dia)
Aku pernah merasakan bagaimana perihnya patah hati, lalu aku berfikir kenapa semua ini terjadi padaku padahal aku tak pernah menyakitinya. Itu semua terasa tak adil. Hingga aku menyadari kalau aku tak harus seperti ini, semua ini pembelajaran, dan untuk semua sakit yang terasa, untuk semua air mata yang menetes, untuk semua kenangan yang terukir, dan untuk esok yang lebih baik, aku mengikhlaskannya. Berat awalnya, tapi akhirnya aku bisa.

Dia: Aku gak bisa.

Kamu: Kamu bukan gak bisa, kamu hanya tak mau mencobanya, kamu hanya terlalu larut dalam kesakitanmu. Itu yang salah.

(hening)

Dia: Apa semuanya akan baik-baik saja? 

Kamu: Ya, selama kamu meyakini hidupmu adalah hidupmu, tak ada yang mampu merusaknya, tidak dia tidak siapapun. Hidupmu kamu yang tentukan.

-14.12-2012-


Aku masih disini jika kamu mau kembali, mungkin rasanya tetap sama, ini namanya setia. Melelahkan memang, tapi inilah persembahanku. 

Pernah kamu mencintai sedalam ini? bersedia untuk sakit dan terluka. Iya, perihnya terasa saat kamu datang dan pergi sesukamu. Tapi tak apa, aku ada tanpa harus kamu mengerti apa arti dari setiap senyum yang kuberi. Itu aku yang sedang berusaha membuatmu bahagia.

tapi itu dulu..

Kamu, lain kali kalau memang mau pergi, bawa semua ingatan tentangmu juga ya, sebenarnya aku lelah melupakan satu persatu kenangan kita. Jangan datang lagi kalau memang tak akan memberikan harapan, kamu tahu? aku hampir saja bisa melupakanmu hingga kamu datang dan menyapaku kembali.

Ternyata move on itu tak semudah yang di ucapkan. Andai melupakanmu semudah menuliskannya.

Untuk kamu yang bersusah payah mengikhlaskan.

-12.11-2012-


"Aku mencintainya, sangat. Dan aku nyaman," katamu.

"Apa kamu merasa nyaman dengan ketidakpastiannya? Aku berani bertaruh, hati kecilmu berontak. Ada keraguan disana, Iya kan?" tegasku.

Itu semu, kamu hanya sedang bersandiwara kalau kamu merasa nyaman, hanya karena kamu mencintainya. Akui itu! Itu kebodohanmu yang pertama. Lalu kebodohanmu yang kedua adalah membiarkan semuanya terus terjadi. Ingat, kamu berhak bahagia. 


-11.11-2012-


"Kalau kamu nanti tetap tidak peduli dan aku mulai merasa lelah bertahan, jangan salahkanku kalau aku mulai berpikir untuk melepaskan." Kataku pelan dan menggenggam jemarimu.

Ada sesuatu yang perih yang menilisik hatiku, dan kamu tetap tak mau mengerti. Kamu kemana saat aku berharap dimengerti? Apakah aku yang harus terus menerus mengerti? dimana makna "kita" ketika kamu bertingkah "sendiri"? Ini aku yang berharap.

Lama aku bertahan, selalu yakin dengan kata nanti. Ya, nanti kuyakin kamu kan berubah, namun sebanyak apapun waktu yang kuberi, kamu tetap menjadi seseorang yang kamu katakan takan menjadi seperti itu (lagi). 

Kamu, ada saatnya harus merendah untuk mendapat bahagiamu.

Status Cinta 2

Bahagia itu sederhana..
Sering kamu bercerita tentang isi buku yang kamu baca, menyampaikan dengan ekspresi yang selalu membuatku mengusap dada demi menenangkan gemuruh di dalamnya, ya, kamu selalu terlihat cantik bagaimana pun ekspresi wajahmu.

Dan tak jarang juga aku bercerita tentang buku yang aku baca, aku memang lebih suka buku yang membuat jiwa terasa tentram, sedangkan kamu lebih suka buku fiksi. Ah, kita memang tak pernah sama tetapi selalu akur. Seperti beberapa malam yang lalu, aku menceritakan isi buku yang di dalamnya ada kisah-kisah tentang kekuasaan Tuhan, aku menceitakan dengan penuh penghayatan, dan seperti biasa dengan suara pelan aku bercerita, lalu kamu tertidur di sebelahku sembari mendengarkan.

Tahukah kamu? Aku bahagia saat itu.

-27.02.2013-


Mungkin kita harus belajar saling mengerti lagi untuk berbahagia. Aku mengerti maumu, kamupun mengerti harapku. Namun satu yang harus kita yakini, apapun yang ada di benak kita walau itu tak sama satu sama lain, itu adalah pemikiran-pemikiran kita untuk memperjuangkan kebahagiaan kita. Ya, aku mengerti setiap ucap yang keluar dari bibirmu adalah semua tentang usaha untuk mempertahankan hubungan kita agar terus searah.

Kamu sering merasa lelah, bukan? Pasti, akupun sering merasakannya. Bahkan tak jarang sebuah pemikiran terlintas di benakku, "Apakah memang kamu bahagiaku?"

Mungkin Tuhan menginginkan kita memandang jauh keluar diri kita, tak memaksakan segala yang kita inginkan, karena bahagia itu tak selalu mementingkan diri sendiri. Ya, bahagia itu adalah memberikan kebahagiaan untuk orang yang kita cintai, dan buatku itu kamu.

Apapun yang kita hadapi sekarang yakini sebagai langkah dan proses dalam menyatukan dua hati yang berbeda. Tak perlu mencari persamaannya, karena semakin kita mencari persamaan, kita hanya akan mendapati perbedaan.

Lalu tak usah juga kamu mengkhawatirkan hari esok, biarlah hari esok tetap menjadi misteri, jangan biarkan kekhawatiran hari esok membuat kita tidak bisa menikmati hari ini. Yang penting kita selalu bergandeng tangan dalam menghadapinya. Karena bahagiaku saat ini adalah menikmati setiap detik mencintaimu.

-26.01.2013-


Lagi-lagi kamu datang. Coba aku tebak, pasti kamu akan datang dengan ceritamu tentangnya yang tetap sama seperti dulu, menyakitimu. Dan aku akan tetap melayani setiap keluhanmu, selalu menjadi telinga yang baik lalu setelahnya aku akan berpanjang lebar berbicara demi mengangkat asamu, bukankah memang selalu begitu? aku selalu ada.

Aku makin hafal sikapmu memperlakukan aku, tapi tak mengapa, aku tak memintamu untuk menghargaiku, aku tak memintamu ada untukku seperti aku ada untuk kamu kapanpun itu. Cukup kamu tahu saja, akan tiba waktunya dimana aku pergi, saat aku tak mampu lagi membagi telinga dan pengertianku. 

Satu hal lagi, belajarlah untuk mendengarkan.

-14.01.2013-


Masih ingat bagaimana dulu kita sering berbincang banyak hal? Sering berlama-lama di cafe favorit kita, tempat dimana ada penyewaan buku juga, lalu kamu bermimpi ingin mempunyai tempat yang sama seperti cafe itu. 

Atau berlama-lama juga ditelpon, ada saja bahasan kita, dari hal lucu, mengharukan, menyenangkan, hingga tentang kesedihan kita satu sama lain, lalu kita akan tersadar kalau kita telah menghabiskan waktu berjam-jam karena itu, sampai panas telingaku karenanya.

Bahkan tak jarang kita membiarkan telpon tetap terhubung tanpa kita bicara satu sama lain, alasanmu biar kita selalu terasa dekat, lalu tak berapa aku akan mendengar dengkur halusmu pertanda kamu terlelap, dan aku akan membiarkan telpon mati dengan sendirinya. Ya, sering seperti itu. Dulu.

-9.01.2013-


Aku pernah memikirkanmu sesering aku mampu, tak perduli seberapa sibuknya aku, kamu selalu mendominasi fikiranku. Pertanyaan yang paling sering terbesit adalah "Kamu sedang apa ya?" atau "Kira-kira kamu lagi dimana ya?" Namun itu dulu, sebelum aku memutuskan untuk tidak memikirkanmu seluang apapun waktuku.

Aku pernah melakukan apa saja demi menemuimu, tak perduli sedang melakukan apa, cukup dengan meng-SMS diriku, aku akan cepat datang. Namun itu dulu, sebelum ku memutuskan untuk tidak menemuimu, seluang apapun aku dengan hariku.

Sekarang, ketika semuanya tak seperti dulu, ketika yang ada adalah kamu yang kehilanganku, adalah saat semuanya berbalik. ya, karena dulu sering kali aku yang kehilanganmu. Sering kali aku yang selalu bilang "Ya sudah kalau kamu sedang sibuk." padahal aku tahu waktumu sedang luang.

Sekarang adalah keadaan dimana fikiranmu yang didominasi olehku, buktinya dalam sehari kamu bisa meng-SMSku dengan pertanyaan yang sama, "Kamu sedang apa?"

Apakah kamu sadar betapa "kehadiaran" dan "menyempatkan" adalah hal yang penting dalam suatu hubungan pada saat kamu tak mendapatkan itu dari orang lain?

-9.01.2013-

Status Cinta 1

Kamu gak selamanya bisa bersikap acuh tak acuh. Akan ada keadaan dimana hal-hal kecil menjadi sangat sensitif, dimana keadaan terasa tak nyaman, kamu harus berusaha membuat keadaan kembali membaik dengan cara lebih fokus dan tak bersikap acuh tak acuh lagi meski itu sebenarnya adalah sifat dasarmu. 

Ya, kebahagiaan itu diperjuangkan, bukan ditunggu. Kamu, sampai dimana memperjuangkannya?

Ingat, menyatukan dua hati itu tak cukup dengan orang lain menerima kamu apa adanya saja, tetapi kamu harus merendah dan dia meninggi atau sebaliknya demi menemukan titik kenyamanan. titik dimana terciptanya rasa saling mengerti dan dimengerti. Kalimat sederhanya adalah 'Tidak egois'.

Kamu sudahkah memikirkan itu ketika prahara menerjang?

-12.04.2013-

Senyum itu lagi, senyum yang selalu membuat aku kelabakan dan salah tingkah. Sampai detik ini aku tak mengerti kenapa begitu mudah bagimu, tersenyum dan kemudian membuatku kehilangan kontrol diri, dalam beberapa detik aku akan diam, tak bisa berkata apa-apa, bahkan ketika kamu memanggil aku, aku tetap terdiam atau berkata terbata-bata. 

Damn. Hanya kamu yang mampu membuatku terlihat bodoh seperti itu.
-10.04.2013-


Kamu pernah merasakan rindu yang membuat dadamu terasa sesak? Ini aku sedang merasakannya. Seperti beban ratusan kilo menekan dadamu dan kamu tak tahu harus melakukan apa. Semuanya masih tentang kamu, ya, tentu saja masih kamu, siapa lagi? Hanya kamu yang mampu menyita perasaanku, sepaket dengan mengaduk emosiku.

Aku masih mengintip berandamu, masih juga melihat tweetmu, dan entah mengapa aku selalu saja tersenyum ketika melihat semua itu. Kamu memang paling bisa membuatku tersenyum, bahkan hanya karena status yang kamu buat.

Lalu aku tersadar, kita telah berjalan masing-masing, itu komitmen kita. Aku menghargainya. Sangat. Namun ada perih yang tiba-tiba terasa di hati ketika aku menyadari semua itu. Tak mengapa, kamu tak perlu risau, aku hanya sedang mencoba berdamai dengan hati, lalu kemudian aku akan mengusap dada sebelah kiriku dan berkata, "Semuanya akan baik-baik saja." Itu bohong! Ya, tentu saja itu bohong, semuanya tidak baik-baik saja, setidaknya hingga detik ini. Mungkin esok, mungkin lusa atau nanti setelah beberapa tahun semuanya akan terasa baik kembali. Hey, atau juga tak lama lagi aku akan bertemu dengan dia yang sepertimu, dia yang mempunyai senyum yang bisa membuatku terdiam beberapa detik saat menatapnya? Seperti senyummu itu. Semoga. Aku hanya tak mau berlama-lama larut dalam angan tentangmu.

Semua ini masih tentang kamu, tentang kita yang tak bisa bersama..

Ahh..

-10.04.2013-

Aku tahu ini berat buatmu, tapi kamu harus tahu juga ini sama beratnya buatku bahkan lebih mungkin. Tapi tak mengapa, seperti yang pernah kukatakan padamu, cinta adalah soal kenyamanan, cinta juga soal memberikan ruang, dan yang paling utama cinta itu soal keikhlasan. Dan aku ingin memeknainya.

Aku pernah dengar, kalau kita berusaha mengerti dan terus berkorban, suatu hari malah kita yang akan terluka. Benar menurutku, tapi buatku luka itu membuatku bangga, karena dalam keadaan terluka aku bisa mempersembahkan apa yang bisa aku berikan dari hati walau akhirnya aku merasa tak dimengerti, itu tak mengapa, cinta itu tanpa pamrih bukan?

Tapi aku juga tak mau egois, sedikit banyaknya kenyamananmu dipengaruhi sikapku atau perlakuanku. Pasti. Satu hal yang harus kamu tahu, Sayang, mungkin aku tak bisa memberikan cinta seperti yang kuharapkan, demi Allah aku hanya manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, namun aku mencintaimu dengan caraku, dengan segenap hati dan jiwaku.

Dan sekarang, aku tak banyak berharap, tak ingin berangan tinggi. Biarlah esok kita jelang masing-masing, aku dengan jalanku, kamu juga dengan jalanmu, mengejar mimpi dan asa masing-masing. Cukup melihatmu dari kejauhan, lalu tahu kamu akan baik-baik saja dan membohongi diriku kalau semua itu sudah cukup (tentu saja aku butuh waktu untuk menata hatiku).

Oh iya, sesekali ingat aku, hanya untuk menyadari bahwa pernah ada lelaki yang mencintaimu lebih dari dunia dan isinya.

-8.04.2013-

Kamis, 15 November 2012

Kamu di Mataku


Masih ingatkah engkau hal-hal yang pernah kita lalui bersama? Banyak hal bodoh yang ada didalamnya. Tapi buatku, sebodoh apapun itu, aku sangat mensyukuri kebersamaan kita. Menikmati setiap detiknya. Sering aku memandangimu lama-lama saat kamu tersenyum, saat kamu membenarkan letak kerudungmu, saat kamu mengetik SMS, bahkan aku suka caramu tertawa lepas, kemudian aku hanya mengusap dadaku dan menenangkan gemuruh di dalamnya. Ah, kamu memang manis. Kamu pasti sering bertanya kenapa aku sampai tahu kamu sedetil itu, memperhatikanmu sampai hal-hal yang tak penting. Itu cinta. ya, itulah yang namanya cinta.
Oh iya, ada saat di mana yang kita lakukan dulu dan sekarang sangat aku rindukan. Saat di mana aku berada selangkah di depanmu, menghadap kiblat, lalu kamu mengaminkan bacaan Al-fatihahku. Tak lama memang, hanya beberapa rakaat. Andai aku mampu, ingin rasanya kuhentikan waktu. Tapi sekarang mengapa kita tak pernah melakukannya lagi? kita lebih sering sendiri-sendiri, aku lebih dulu lalu kamu setelahnya, atau sebaliknya.
Masih ingat juga pertama kita dekat, sering aku menangis karena kedekatan kita sepertinya tak mendapat restu, terlebih sikap-sikapmu yang kulihat tanpa respect. Ada apa dengan kamu? ada peertarungan hebat dalam diriku, sering aku bertanya, kenapa aku masih di sini? kenapa aku masih bertahan dan tak beranjak pergi? lalu sisi lain dalam diriku menjawab "Pikiran memang ingin pergi, namun hati tak mampu beranjak." sepertinya ini memang cinta, bertahan dalam harapan. Sebenarnya aku juga tahu aku tak boleh seperti ini, aku tak seharusnya banyak berharap pada seseorang. Seharusnya aku berharap padaNya sampai Ia mendatangkan seseorang dengan untukku, dengan skenarioNya tentunya. Tapi aku juga tak mampu melepaskan semua ini, andai aku bisa melepaskanmu semudah aku mengetikannya. Andai aku mampu berjalan kembali semudah aku berbicara, sulit. Sangat.
Kini waktu terus berjalan, semoga apa yang aku fikirkan tentang apa yang aku lakukan denganmu telah membuahkan hasil, benar adanya. Setidaknya lebih baik. Karena berniat menikahimu adalah jalan yang menurutku jauh lebih baik daripada kita terus menerus ada dalam posisi sekrang ini. Yang aku harapkan adalah ridhoNya. Semoga Allah memudahkan semuanya. Tapi masih ada kegelisahan yang terus menggangguku. Tentang sikap-sikapmu. Apakah akan masih sedingin ini kelak? Akankah nantinya juga kamu terus-terusan melihat sisi burukku? sedangkan status-statusmu selalu saja melihat orang dari sisi terbaiknya. Aku salah apa?
Kata orang, kesabaran itu ada batasnya, buatku tidak. Aku memilih untuk terus bersabar dan istiqamah di dalamnya. Andai kamu tau, kamu adalah nama yang kusebut setelah orang tuaku di dalam doa-doaku setelah sholat.
Ah, sudahlah. Harusnya hal-hal seperti ini selalu ada dalam hatiku, tak perlu aku katakan, karena bagaimanapun juga aku berusaha untuk menerimamu apa adanya. Aku mencintaimu walaupun bukan karena. Dan jika di tanya apa yang aku cintai darimu, aku tak tahu harus menjawab apa. Aku tak punya alasan untuk itu.